Jumat, 06 Maret 2009

"may be" by thom pace (theme song of TV series: grizzly adams) .... alam kita rumah kita dan, entahlah,....hidup kita

Dear sahabat blogger,

Tahun 1980-an awal, di layar TVRI - ketika itu stasiun TV lain tidak ada - diputar sebuah serial TV yang legendaris, yaitu “the live and times of grizzly adams”. Serial televisi ini berceritera tentang seseorang yang bernama Grizzly Adams yang melarikan diri dari tuntutan hukum karena diduga terlibat dalam suatu perkara pembunuhan. Adams melarikan diri karena merasa tidak pernah berbuat kesalahan apapun.

Adams melarikan diri ke arah pegunungan (mountain) dan mencoba bertahan hidup di sana sedapat-dapatnya (struggling for live). Dalam satu kesempatan, Adams bertemu seekor beruang grizzly yang sendirian (orphans), belakangan diberi nama Ben, lalu mencoba bersahabat dengannya. Dan itulah yang terjadi kendati sulit di awalnya karena si beruang, bagaimanapun, adalah hewan liar (wildlife) dengan naluri membunuh yang besar. Keduanya bersama-sama bertualang menelusuri gunung, hutan, sungai dan berbagai kehidupan liar lainnya sembari melindungi dan memelihara alam yang ada. Berteman bersama mereka adalah seorang pedagang tua, the Mad Jack, dan seorang native american - pria Indian - Nakoma.

Begitulah film cantik itu dan saya tak pernah melewatkan satupun serial itu. Memandang gambar-gambar alam nan asli, asri dan cantik adalah getaran tersendiri. Salah satu alasan mengapa saya selalu memilih bidang ilmu selalu berkaitan dengan alam bebas - peternakan range, ekologi tanaman dan perlindungan hutan - antara lain terinspirasi oleh film TV ini. Menonton persahabatan yang tulus di antara dua spesies yang berbeda mendatangkan degup tersendiri bagi rasa kemanusiaan kita. Salah satu adegan yang paling menggetarkan adalah ketika dengan tatapan mata nanar Ben harus menyaksikan Adams yang akhirnya tertangkap oleh seorang pemburu hadiah dan kembali dimasukkan ke dalam penjara. Tak kalah dahsyatnya dengan itu adalah adegan ketika kedua sahabat itu bertemu kembali karena setelah melewati proses hukum, Adams tidak terbukti bersalah. Kedua sahabat itu bertemu kembali dan melanjutkan persahabatan sembari terus mengembara di alam liar menebar kebaikan. Entah bagaimana cara pembuatan film itu tetapi ketika itu saya belajar 1 hal, yaitu persahabatan adalah mutiara yang sepatutnya dijaga.

Beberapa hari lalu, saya membaca berita bahwa di Sumatera Selatan dalam 1 tahun terakhir ini sudah 9 orang tewas diterkam harimau. Di Kupang, seorang pria tewas diterkam buaya. Kemanusiaan kita tergerak karena perasaan iba mendengar ada manusia yang mati diterkam binatang buas. Apa solusinya? Musnahkan si binatang buas? Mungkin begitu tetapi nanti dulu karena faktanya Harimau Sumatera adalah binatang liar yang dalam status dilindungi karena nyaris punah. Buaya Timor terolong hewan yang juga nyaris punah dan terpaksa dilindungi. Hiu yang menakutkan, Ikan Paus yang berukuran raksasa itu, Kuda Nil yang dahsyat gigitannya, Komodo yang ganas tetapi eksotik dan banyak lagi hewan perkasa lainnya itu pada faktanya adalah binatang yang terpaksa harus dilindungi karena nyaris punah. Mengapa mereka semua nyaris punah? Penyebab utamanya adalah perburuan oleh manusia dan yang lebih penting adalah ini: rusaknya habitat hewan liar itu karena alih fungsi lahan yang dilakukan manusia.

Atas nama sesama ras manusia kita patut bersedih atas matinya orang yang diterkam binatang buas. Akan tetapi obyektivitas kita harus menyadari bahwa ……manusia ternyata lebih buas dari binatang terbuas sekalipun….memang manusia kalah otot dan tenaga kebanding hewan-hewan liar itu tetapi dengan akalnya manusia berpotensi menjadi monster yang paling menakutkan. Seorang diri, Ryan van Jombang mampu menghabisi 11 orang. Hanya demi ambisi 1 orang, Hitler, 6 juta otang Yahudi harus meregang nyawa. Hanya karena ambisis berkuasa manusia mengkreasikan perang, yang menghabiskan jutaan nyawa sepanjang sejarah manusia. Dengan alasan perjuangan suci, manusia berani menabrakan pesawat ke twin tower di New Yor. Ribuan orang mati seketika. Demi memenangkan perang, hanya manusia yang mampu mengkreasikan bom atom dan cukup dengan sekali menjatuhkannya di Hiroshima. Matilah ratusan ribu nyawa sekaligus. Tanpa ampun. Tanpa kasihan. Jawablah saudaraku, siapa predator sesungguhnya?

Di tengah kesusahan hati itu, saya kembali teringan Adams dan Ben. Manusia dan binatang. Entah jikalau si Darwin benar bahwa kita masih sedulur dengan binatang-binatang. Terlepas benar tidaknya Darwin, yang pasti adalah kita dan alam adalah 2 obyek yang berbeda. Apakah karena kita berbeda maka kita boleh menusnahkannya? Mengapa kita dan mereka harus saling membunuh? Mengapa harus saling menghancurkan? Kemana rasa cinta kita? Kemana?

Marilah kita belajar dari Adam dan Ben. Lalu, Thom Peace menciptakan sebuah lagu cantik, yaitu “maybe” yang merupakan theme song dari serial TV itu. Lagu ini tidak saja indah dalam harmonisasinya tetapi liriknya membuat terkesima. Selamat menimba kearifan dari lagu ini.

Thom Pace Song Maybe “The Life and Times of Grizzly Adams
(versi audio recording)

(versi televisi)

8 komentar:

DR. Ir. L. Michael Riwu-Kaho, M.Si mengatakan...

May Be
(theme of TV-series The Life and Times of Grizzly Adams)

Deep inside the forest
Is a door into another land
Here is our life and home

We are staying, here forever
In the beauty of this place all alone
We keep on hopi-in'

Maybe
There's a world where we don't have to run
And maybe
There's a time we'll call our own
Livin' free in harmony and majesty
Take me ho-ome
Take me home

Walkin' through the land
Where every living thing is beautiful
Why does it have to end
We are calling, oh so sadly
On the whispers of the wind
As we send a dying message

Maybe
There's a world where we don't have to ru-un
Maybe
There's a time we'll call our own
Livin' free in harmony and majesty
Take me ho-ome
Take me home

(Maybe)
There's a world where we don't have to ru-un
Maybe
There's a time we'll call our own
Livin' free in harmony and majesty
Take me ho-ome
Take me home

(Maybe)
Maybe there's a world where we don't have to ru-un
Maybe
There's a time we'll call our own
Livin' free in harmony and majesty
Take me ho-ome
Take me home (fade)

Anonim mengatakan...

aduh ...jadi inget kenangan taon 1980-an deh...serial ini ga pernah luput saya tonton...betapa wisenya si adams...sayang sekarang TV didominasi reality show dan sinetron yang goblok dan konyol (Tiara)

Anonim mengatakan...

yach...inget si brewok yang tampan dan honstly...inget juga si Ben yang ngegemesin....inget juga alam yang permai...asyik dech....masih ada yg inget juga nih...lagunya asyik

Anonim mengatakan...

sori (Sischa)

Anonim mengatakan...

waaahhhh.....sweet memories....TV sekarang nggak ada yang nandingin deh....nggak ada yg melegenda....good posting....(Wira)

Anonim mengatakan...

blog ni musik ni laen dari yg laen...siiipplah.....(Vaniti)

Anonim mengatakan...

yyyuuuppp...saved our world with ....stop greedy....(diana)

Unknown mengatakan...

Terima kasih, ini yg sedang aku inget2... Lupa judul film dan lagunya.. ketemu disini deh.