Sabtu, 28 Februari 2009

Jose Feliciano: che sara - what will be - terjadilah apa yang harus terjadi

Dear Sahabat Blogger,


Dahoeloe kala, semasa duduk di bangku SMA, saya memiliki sebuah kenangan tersendiri tentang "karir bermusik". Pada waktu itu, di antara tahun 1978 - 1981, Kota Kupang dilanda demam anak-anak muda yang berlomba-lomba mendirikan grup vokal. Selain karena alasan ingin mengekspresikan diri, ada satu alasan lain yang tidak terucap, yaitu anggota grup vokal digandrungi cewek-cewek. Ada dua posisi di group vokal yang "mudah mendatangkan cewek-cewek" .... eeehhhhmmmm ..... ha ha ha ha, yaitu vokalis dan guitar player....


Nah, saya kebetulan punya sedikit kemampuan pada posisi pemain gitar...dan memang harus diakui cukup ampuh untuk ..... yaaaa itu tadilah ..... he he he he ......tapi saya "terpaksa harus berbagi dengan sang vokalis. Nah, karena ada peluang untuk "lebih berkuasa", diam-diam saya mulai "menakar" kemampuan saya dalam hal bernyanyi....dan saya menyimpulkan sendiri bahwa .... saya cukup mampu ........ hi hi hi .... mengapa saya berkesimpulan demikian? karena diam-diam saya merekam suara saya sendiri setelah berlatih keras .... amat keras ..... agar bisa bermain gitar sekaligus bernyanyi...dua hal yang umumnya dirasakan sulit Dua lagu yang saya rekam itu adalah "kisah sedih di hari minggu" (Koes Plus) dan "che sara" milik Jose Feliciano. Tentang Koesplus, kita sama sudah maklum siapa mereka tetapi bagaimana dengan Jose Feliciano? Anak muda sekarang jarang mengetahui siapa orang ini.


Jose Feliciano adalah penyanyi Amerika Serikat yang lahir di Puerto Rico. Dia memiliki jejak karir d
an diskografi yang panjang dan cemerlang. Sejak berusia 3 tahun Jose telah menyanyi. Pada tahun 1963, ketika dia berumur 18, dia dikontrak oleh perusahaan rekaman RCA Victor. Sejak itu ratusan lagu, baik yang berbahasa Inggris maupun Spanish-Latin, telah direkam Jose Feliciano. Puluhan di antaranya "meledak" di tangga-tangga lagu dunia. Di tahun 1968 Jose Feliciano membuat album dan salah satu lagunya "Light My Fire" meledak hebat dan menduduki posisi 3 di US music chart. Pada tahun itu juga Jose menyanyikan lagu "the Star-Spangled Banner" - American National Anthem - menurut versinya. Ketika diedarkan tak disangka single ini berhasil menduduki posisi di 100 top hits Billboard selama lebih dari 10 minggu. Pada tahun 1970- Jose merekam lagu Natal “Feliz Navidad” - dan lagi-lagi Jose menciptakan sensasi. Lagu ini dicatat sebagai salah satu di antara 100 lagu Natal terbaik sepanjang sejarah. Tepatnya berada di posisi ke - 25.


Pada tahun 1971 Jose terbang ke Italia dan ikut ambil bagian dalam festival musik San Remo. Jose m
enjadi pemenang nomor dua bukan karena dia elek tetapi karena …… he is not the Italiano. Namun, ketika itu, hanya ada 1 penyanyi yang diberi standing ovation oleh para penonton. Dialah Jose Feliciano. Dan lagu yang dinyanyikan di festival itu adalah "Che Sara". Lagu ini kemudian direkam dan Jose mendapatkan kepopuleran yang luar biasa di Eropa dan Asia. Jose mencapai puncak ketenarannya. Salah satu penanda keberhasilan Jose adalah berhasil dimenangkannya 6 Grammy Awards serta puluhan penghargaan lainnya.


Di mana letak kehebatan Jose Feliciano? Pertama adalah suaranya memang berciri khas. Hal ini semakin menarik karena teknik bernyanyinya yang penuh dengan nada ketukan yang tidak penuh (singkup). Titi nadanya bisa berloncatan begitu indah, tanpa keseleo, di antara nada-nada rendah dan tinggi. Cara Jose bernyanyi ditiru oleh banyak penyanyi. Rasanya cara bernyanyi Ebiet G ADE ada dalam pola Jose Feliciano. Hal lain adalah, Jose bernanyi dengan hati. Tidak dibikin-bikin. Dan yang terpenting adalah ini: kebanyakan lagu yang diciptakan dan dinanyikan Jose adalah jeritan hatinya sendiri yang meskipun susah, sedih tetapi selalu optimis. Mengapa Jose susah? Jose Feliciano buta sejak kecil. So, terjadilah yang harus terjadi. Tuhan Maka Kuasa. dan Maha Adil. Di balik kelemahan seseorang, dibuatnya penuh kelebihan. That's we call CHE SARA. What ever Will Be Will be ....... as God sure to Love....


Click Judul lagu di bawah ini dan nikmati suara indah Jose Feliciano

Che Sara - Jose Feliciano
(versi rekaman)

Jose Feliciano-Che SarĂ 

(versi concert – konser di Italia 1971)

...dan maukah anda mengetahui "hasil perjuangan" saya untuk bisa bernyanyi sekaligus bermain gitar?????? ....... Not recording. Not Grammy Awards also ..... but ...... my dear wife ..... ha ha ha ha ha ha ha - che sara - what ever will be ..... will be la yauuuuuwwwww.......


Tabe Tuan Tabe Puan


Kamis, 26 Februari 2009

song for JESUS by jon anderson

Jon Anderson adalah seorang penyani yang terkenal dengan kemampuannya mendaki nada-nada tinggi tanpa kehilangan kebeningan suara. Dia adalah vokalis group musik bergenre art rock YES yang terkenal dengan lagu, di antaranya, "the owner of a lonely heart" yang ngetop pada tahun 1980-an. Jon anderson juga merupakan vokalis group musik yang bergenre the art space music VANGELIS.

Saya memiliki banyak koleksi lagu-lagunya tetapi baru kali ini saya tahu dan mendengar Jon Anderson menyanyikan sebuah lagu yang bagi saya tergolong TERAMAT SANGAT DAHSYAT. Lagu itu adalah "the song for JESUS". Di mana letak kedahsyatan Jon Anderson dalam menyanyikan lagu itu? Saya kira ada kemapuannya untuk bercerotera tentang substansi lagu ini. Mari kita nikmati bersama

A Song For Jesus (candle song)
by jon anderson

Rabu, 25 Februari 2009

pulihkan hutan kita, dengan hati, sejengkal demi sejengkal (garden song by john denver)

Dear sahabat blogger,

Adakah di antara sahabat yang pernah tinggal di daerah gurun? bagaimana rasanya. Nyamankah? Menyenangkankah? Saya belum pernah bertempat tinggal di daerah gurun dan oleh karena itu senyatanya belum pernah tahu seperti apa rasanya tinggal di situ. Tetapi menurut apa yang bisa saya baca, suhu gurun jika siang dapat mencapai 50 - 60 oC dan malam hari bisa turun sampai di bawah 0 oC. Mengapa? karena udaranya kering sehingga ketika siang tidak ada penyerap panas yang datang sedangkan di malam hari tidak ada penahan panas yang keluar. Daerah gurun juga sama sekali tidak produktif sebagai lahan pertanian karena, selain suhu panasnya itu, hujan amat sedikit. Tidak jarang, hujan hanya turun sekali dalam 3-4 tahun. Woooooowwwwww.....bagaimana minum???? bagaimana mandi????? Bagimana pula bahan makanan????? Wah, kacaulah sudah pasti.......Oleh karena itu, tak pelak lagi tinggal digurun mestinya bukan sesuatu yang menyenangkan. Bahkan mungkin sengsara. Amat sengsara.

Suatu publikasi dari UNCCD (united nation convention to combat desertification) pada tahun 2007 mempublikasikan data bahwa ada 3 daerah di Indonesia yang terancam mengalami proses penggurunan, yaitu NTT, NTB dan Sulawesi Tengah. Lantas.......sabaaaaarrr duuluuuu.........whaaaaatttttttt??????? ada nama NTT disebut di situ? Tidak salahkah???? bukankah sekarang NTT dikenal lewat iklan ....SEKARANG SUMBER AIR SU DEKAAAATTTTT?????......walaaaaahhhh tobiiiillll....tobiiiiiilllllll..........ada apa gerangan ini?

Begitulah, bagi banyak orang kabar itu mungkin mengagetkan tetapi tidak bagi saya. Sejak tahun 2007 saya sudah memdengar data itu. Dan agak sulit saya membantahnya. Data yang ada di Forum DAS NTT menunjukkan bahwa laju kerusakan hutan NTT sekitar 15.000 ha/tahun sedangkan kemampuan pemerintah melakukan rehabilitasi hanya 3.000 ha/tahun. Data tahun 207 juga menunjukkan bahwa luas lahan kritis di NTT sebesar 91.5% dari total luas lahan daratan NTT 4.7 juta ha. Masyarakat terus saja gemar melakukan aktivitas pertanian tebas bakar secara kurang rasional. Peternakan sapi dibiarkan bebas merumput tanpa usaha untuk memperbaiki kondisi lahannya. Masyakarakat nyaris tidak memiliki budaya menanam kembali setiap pohon yang ditebangnya. Semua diserahkan kembali ke alam. Setiap tahun proyek rehabilitasi lahan macam GERHAN tak jelas juntrungannya.

Dalam keadaan begini saya teringat akan seorang petani di Desa Nenas, Timor Tengah Selatan kaki puncak tertinggi G. Mutis yang merupakan hulu 2 DAS paling besar di Timor Barat dan merupakan suatu desa yang amat terpencil. Setelah diadvokasi oleh saya dan kawan-kawan dari ForDAS NTT, beliau amat gemar menanam. Ketika kami mengidentifikasikan bahwa mutu hutan di desanya mulai terdegradasi lalu mencarikan anakan tanaman bambu sebanyak 20.000 anakan untuk ditanamn tanpa ragu semua anakan itu ditanam habis di sepanjang daerah aliran sungai yang melintasi desa itu. Yang mengejutkan adalah beliau grima kasih keemar menaman kembail setiap anakan yang ditemukan sudah mati mengering padahal masyarakat di sekitarnya hanya diam berpangku tangan. Pak Simon Sasi, begitu namanya. Saya pribadi memberi arti SASI sebagai sarjana ahli segala ilmu dan beliau tersipu tiap saya panggil begitu. Mengapa hal itu dilakukan oleh Pak Simon? Jawabnya adalah .....Saya hanya punya cinta kepada Tuhan yang sudah menciptakan semua yang saya perlu. Saya cuma mau berterima kasih kepada Tuhan......

Untuk semua usaha Pak Simon yang tak kenal lelah untuk terus menanam, sekaligus menghimbau kita semua untuk jangan lupa menanam agar lingkungan kita menjadi lebih baik, saya hadiahkan lagu cantik dari John Denver. Salah satu dewa musik bergenre Country. Lagu ini berjudul Garden Song yang berceritera tentang menanam seinci demi seinci sebaris demi sebaris. Tidak hanya itu, rawatlah tanaman yang ditaman itu. Iringi dia dengan doa karena kita memerlukan mereka, pohon-pohon itu, demi masa depan bumi kita. Masa depan kita sendiri.

The Garden Song
by john denver and the muppets

Tabe Tuan Tabe Puan

Kamis, 12 Februari 2009

kita anak-anak satu dunia - we are the world - USA for Africa

Dear sahabat blogger,

Tahun dulu, sebagai penggemar musik kelas berat saya amat rajin mencari-cari informasi tentang lagu-lagu barat yang baru lewat pemancar VOA, BBC atau Radio Australia. Memang terpaksa lewat radio karena siaran TV di Indonesia ketika didominasi oleh TVRI yang siarannya penuh dengan....petunjuk bapak presiden ....... dan, cilakanya, hal itu terjadi setiap hari. Tak berlebihan jika oleh sebagian kalangan berita TVRI dapat digolongkan sebagai siaran yang HARMOKO....hari-hari omong kosong.....(ada juga yang lain, yaitu HARTARTO....hari hari tarik to.....pi....ha ha ha ha).

Dan, ketika itu sekitar bulan Februari 1985, saya mendengar berita di VOA tentang diriilisnya sebuah single baru yang ngetop abiez. Penyanyinya adalah kelompok puluhan artis-artis penyanyi top dan legendaris serta bersal dari berbagai genre musik asal Amerika seperti Bob Dylan, Michael Jackson, Lionel Richie, Kenny Rogers, Tina Turner, Dione Warwick, Bruce Springsteen, Cyndi Lauper, Stevie Wonder, Paul Simon, Willie Nelson, All Jarreau, Diana Ross, Kim Carnes dan...wah masih banyak lagi yang lainnya. Kata penyiarnya, lagu yang diciptakan bersama oleh Michael Jackson dan Lionel Richie itu, direkam hanya dalam 1 malam. Sepulangnya para Artis itu dari malam penghargaan Grammy Award 1985.

Satu malam rekaman itu bukanlah satu malam yang lancar. Para penyanyi itu mula-mula cenderung mengemukakan egoisme mereka masing-masing sebagai penyanyi ngetop. Mereka bertengkar tentang siapa yang harus tampil secara ekslusif di setiap lirik. Siapa yang mengisi bagian bridging. Mereka juga bertengkar tentang lirik apa yang lebih pantas. Pada frasa "to make a brihgter day" aslinya adalah "to make a better day". Setelah bertengkar keras barulah disepakati menggunakan kata "brighter". Pada bagian "there’s a choice we’re making / we’re saving our own lives" sebenarnya berlirik asli "there’s a chance we’re taking / we’re taking our own lives". Bertengkar dan berubah. Prince ingin menampilkan solo gitar tersendiri di tengah lagu. Quincy Jones nggak setuju. Prince ngambek. Lalu, Waylon Jenning, penyanyi bergenre country marah atas perdebatan yang terjadi an ....quit. Pergi. Luar biasa kacau sebenarnya. Tapi lalu, menjelang pagi rekaman dapat dijalankan dan....jadilah lagu itu : WE ARE THE WORld.

Mengapa pada akhirnya take recording bisa dijalankan malam itu juga padahal suasana begitu "ricuh dan ramai". Adalah seorang Bruce Springsteen yang berteriak (cried otuloud).....i dont care whos is here to record this track, I'm here to help saved live ....... baaaaaaaaaannnnnnnnggggggg ...... semua diam dan bersepakat. Lalu mulai merekam. Apa makna kata-kata Bruce Springsteen itu tadi? Tujuan rekaman itu sebenarnya adalah untuk membantu para korban bencana kelaparan yang maha dahsyat yang menimpa oang-orang di Ethiopia Africa. Ketika beberapa tahun tidak turun hujan dan semua simpanan makan habis maka berjatuhanlah korban-korban mati kelaparan. Tidak1 1 atau 2 orang. Ribuan orang mati meregang nyawa kelaparan. Sementara para pemimpin negara itu leibh perduli berperang memperebutkan kekuasaan. Dan para artist USA for Africa (United Support Artist for Africa) itu merasa perduli. Yang mati di Ethiopia bukanlah sanak bukan pula kenalan. Mereka bernyanyi dan menjual album itu karena mereka merasa sebagai sesama warga dunia. 1 dunia 1 keluarga. Kita semua adalah anak satu dunia. Ada yang mati, mereka tidak boleh berpangku tangan. Yes, they are there to help saved live....

Lagu itu dengan cepat menjadi single hits no. 1 di berbagai anak tangga lagu dunia. Dan total penghasilan yang bisa dicapai oleh lagu itu sebesar sekitar 60 juta USD dan semuanya disumbangkan bagi korban kelaparan di Ethiopia. Apa yang dibuat oleh Indonesia? Kita membajak lagu itu. Seorang penyanyi kawakan kita malah membuat versi Indonesia dari lagu itu dan menikmati sendiri hasilnya. Tanpa rasa malu. Setiap kasetnya bisa kita beli seharga Rp. 1500,- dan masuk ke kantung para pengusaha dan kroni-kroninya ....anda tahu persis siapa mereka ......yang tetap saja HARMOKO dan HARTARTO di Negeri yang mengakunya ber-Pancasila ini.

Mari kita dengarkan himbauan dari jiwa kemanusiaan itu.
Click judul lagu di bawah ini

Senin, 09 Februari 2009

kata the lone cypress tree: "tegarlah jiwa". menurut achmad albar dan nicky astria: "jangan ada luka "

Dear sahabat blogger,

Tak sengaja, ketika sedang berseluncur di dunia maya guna mencari bahan presentasi tentang jenis-jenis pohon langka, saya bertemu dengan 1 species pohon yang amat langka. Bukan cuma langka, pohon ini juga dikenal sebagai salah satu di antara 10 pohon paling ajaib di dunia. Mari kita uraikan sebab musabab mengapa pohon ini dikatakan sebagai pohon ajaib.

Pohon dimaksud sebenarnya hanyalah pohon biasa saja. Spesies atau jenisnya adalah Cuperrus macrocarpa. Masyarakat di tempat tumbuhnya menyebutnya sebagai the Lone Cypress Tree (TLCT). Dinamai seperti itu karena dia tumbuh sendirian di atas sebuah tonjolan batu karang (beach rock) setinggi 100 m di atas permukaan laut di Pebble Beach, Monterey Bay, 17-mile Drive, California. Daerah pantai ini terletak tepat ke arah Lautan Pasifik yang maha luas itu.

Rupa bentuk pohon ini tidaklah istimewa amat. Bentuk sama sekali kurang sedap dipandang mata. Tingginya hanya sekitar 25 ft atau setara dengan sekitar 7,6 m (Callahan, 2008). Sebagai perbandingan, pohon sejenis yang tumbuh di hutan di sekitar pantai itu umumnya memiliki tinggi mencapai 80-an ft atau setara 25-an m. Jika pohon sejenis di hutan Calfornia berkanopi lebar maka TLCT berkanopi kecil. Bentuk batangnya pipih dan agak melintir. Hanya sebagian cabang ditumbuhi daun, sedang bagian lainnya gundul. Jadi, untuk ukuran pohon sejenis, TLCT tergolong pohon kerdil dan buruk rupa. Mengapa demikian?

Sekali waktu, rupanya ada sebutir sebiji jenis pohon Cypress yang jatuh di celah batu granit di tempatnya itu. Benih itu lalu tumbuh akan tetapi setiap kali muncul tunas batang langsung hancur diterjang angin Pasifik yang amat kencang. Sekali-sekali berhasil juga tumbuh berkembang menjadi pohon yang agak sempurna tetapi kembali porak poranda dihajar ganasnya angin Pasifik. Harap anda tahu saja bahwa pohon ini setiap hari harus menghadapi terjangan angin Lautan Pasifik yang berhembus dengan kecepatan 60-70 mph (mil per hour) yang setara dengan 96,6 - 112.7 km per jam. Pohon lain dipastikan akan tumbang diterjang angin dengan kecepatan seperti itu. Anda mau tahu lebih jauh? Terjangan angin seperti itu terjadi bukan sehari dua melainkan sepanjang lebih dari 250 tahun umur TLCT. Luar Biasa. Tak heran, jika kanopi pohon ini berukuran kecil maka pastilah hal itu karena dicabik-cabik angin. Batangnya yang pipih dan melintir merupakan hasil adaptasi terhadap kondisi sangat berangin kencang. Jika tidak pipih, bulat misalnya, pastilah sudah lama pohon ini tumbang. Terjangan angin juga menyebabkan batang pohon ini melintir mengikuti arah gerakan pelintiran angin.

Begitulah nasib si Cypres yang kerdil dan sendiri itu. Meski dihajar oleh angin kencang dan sering porak poranda tetapi dia tetap bertahan dan mencari jalan untuk terus bertumbuh. Diam dan perlahan tetapi pasti akarnya tumbuh menghunjam ke bawah mencapai tanah melewati poros-poros granit dan menyerap semua mineral yang tersedia. Dengan akar yang kokoh maka bagian atas TLCT, yaitu batang dan kanopi memiliki penyangga yang kuat. Dan, heeeeiii....meski berkali-kali dihancurkan angin yang kencang tetapi lama kelamaan sistem batangnya menjadi liat dan kuat untuk terus bertahan, bertumbuh dan berkembang sekalipun bentuk rupanya tidak karuan.

Pohon TLCY kemudian merupakan simbol atau landmark dari Pebble Beach Golf Resort di Monterey. Bahkan merupakan salah satu land mark kebangaan negara bagian Calfornia. Negeri para bintang film Hollywodd dengan Gubernur Negara Bagiannya bernama Arnold "the Predator" Shchwarzenegger. Anda tahu nama orang ini kan?

Oleh orang Amerika, pohon tersebut dianggap sebagai simbol ketegaran jiwa. The Lone Cypress Tree seakan memberi pelajaran kepada manusia untuk tetap tabah dalam hidup meski diterpa berbagai cobaan dan gelombang kehidupan. Kadang-kadang hidup yang indah ini berubah menjadi tidak ramah. Anda yang semula berdansa riang di atas panggung tiba-tiba bisa saja terjerembab jatuh ke bawah. Sakit memang tetapi jangan menyerah. Bangkit lagi dan teruslah tegak. Di negeri tempat mampir minum ini, jangan pernah berhenti berjalan.

Nah sahabat, jikalau sebatang pohon saja mampu bertahan terhadap badai terlebih lagi manusia. Seharusnya jangan mudah luka ketika mendapatkan pencobaan.

Tegarlah jiwa

Click judul lagu di bawah ini dan selamat menikmati

Kamis, 05 Februari 2009

hidup terus menggelinding like rolling stones

Dear sahabat blogger,

Saya aslinya adalah penggemar sejati musik-musik bergenre country dalam berbagai variansnya termasuk jenis-jenis folk song. Alasannya sangat sederhana, yaitu memasuki masa usia pertumbuhan, musik-musik yang berjejalan di sekitar saya adalah musik yang konon berasal dari orang - orang Eropa yang mencari kehidupan baru di negeri harapan - land of freedom - Amerika.

Ya, di tahun 1960-an akhir dan 1970-an awal, musik pop Indonesia yang saya dengar-dengar lewat radio umumnya dikuasai oleh penyanyi seperti Rahmat Kartolo. Muchsin, Koes Plus dan yang sejenisnya. Lagu Patah Hatinya Rahmat Kartolo jelas bergenre countyr. Koes Plus dan sebelumnya adalah Koes Bersaudara memiliki pakem awal sebagai epigon Everly Brothers yang country.

Dari Barat, lagu-lagu Everly Bother mendominasi arena pesta-pesta pernikahan di kampung saya. Lagu "Hello Darling"-nya Conway Twitty, yang merajai arena dansa walza di kampung saya, adalah pure pop country. Pertama kali saya belajar memainkan gitar, guru gitar saya ketika adalah abang saya sendiri - Bung Budhi Blogger -lagu yang dimainkan adalah "Bank of Ohio" yang contry 3 jurus itu.

Lalu berhamburanlah para musisi country dan folk dalam koleksi kaset saya - yang duit untuk membeli kasetnya hasil mengakali my dear in memoriam mother - mulai dari John Denver, Kenny Rogers, Johny Cash dan sudah barang tentu Robbert Zimmerman alias Bob Dylan . Si Bobby memang menjadi ikon utama musisi dengan syair-syair kritik sosial. Tak heran jikalau Iwan Falz mengaku sebagai fans beratnya Bob Dylan juga.

Di jajaran penanyi Indonesia adalah Franky and Jane yang merupakan idola berat saya. Nah naman John Denver sebenarnya saya peroleh karena di koran dimuat pengakuan Franky Sahilatua bahwa John Denver adalah penyanyi favoritnya. Jadi, karena Franky suka JD saya ikutan suka JD. Lalu ada Mogi Darusman yang lagunya Rayap-Rayap pernah diberangus ORBA. Dan sudah barang tentu Iwan Falz. Semuanya adalah musisi bergenre country and Folk. Pokoknya, bagi saya, musik adalah country. Nothing else.

Sampai satu ketika, tahun 1981, saya berangkat ke Jogja, dan bertemu sang guru gitar saya yang pertama, ya bung Budi itulah. Di kamarnya, bung Budi menunjukkan kaset Group Band asal Inggris. The Rolling Stones. Group Band beraliran Rock. Tepatnya Rock n Roll Band + sedikit bumbu Blues.

Ah, malas dengar..... kata saya.
Tak enak di kuping
Bising

Lalu bung Budi menukas,
eh, dengar dulu
nanti baru dikomentari

Yah, saya lalu mencoba menyimak, dengan sikap ogah-ogahan, lagu dari Group itu. Saya ingat betul lagu itu berjudul Jumping Jack Flash. ....... wuuuiiiihhhhh...enak juga ternyata....trus disambung satu lagu berikutnya....Angie.....weeellleeeeehhhh......asyik iniiiiii.....lalu 1 lagi, ...... Satisfaction....wwaaaaaahhhhhh........saya langsung menanyakan .....di Jogja toko kasetnya di mana? ..... Saya mau beli kaset dari Group ini. Sejak saat itu saya menyukai The rolling Stones. Fanatik bahkan. Saya punya koleksi seri TRS sampi jiid ke 21 ....... (sayang sekarang banyak koleksi saya yang hilang atau rusak). Dan buka sekedar meyukai TRS tapi juga musik bergenre Rock....yeeeaaaccchhhh.....

Lalu, sampailah pada tahun 1983. Saya punya seorang cewek gebetan yang juga penggemar musik. Ketika itu masih tahap awal sekali berpacaran. Si Do'i sangat menyukai lagu-lagu Rod Stewart dan The Police. Belakangan saya suka juga The Police tetapi ketika itu, bagi saya jelas The Police bukan tandingannya TRS. Khas penggemar fanatik meski sebenarnya pasar musik dunia saat itu tengah dikuasai oleh genre musik rock new wave dan ska. Pentolan-pentolannya antara lain Sex Pistol, Duran-Duran dan yang paling top ya itu tadi the Police. Kami bersitegang. Saya ngotot ingin mendengar TRS sedangkan si Do'i sukanya TP. Piyeeee carane?????? Dan Eurekaaaaaa.....TRS mengeluarkan sebuah album baru dan lagu andalannya adalah "Undercover of the Night". Di lagu ini, TRS ternyata bersusaha memberi bumbu bagi musiknya yang rock n roll itu dengan sedikit nuansa new wave dan ska.

Wooowww, ketika mendengarnya ternyata si Do'i suka juga lagu itu. Buka cuma suka tetapi juga ikut ketagihan TRS. Ahaaaaaaa......satu langkah pion catur masuk ke benteng pertahan si Do'i....dan tak perlu waktu lama, 1 tahun berikutnya lahirlah sulung kami, Norman yang merupakan "campuran" musik rock n roll, blues, new wave dan ska....akibatnya Norman ternyata mengidap "kegilaan" mirip nyak babe nye.....ha ha ha ha ha ha....Saya lalu enggak tahu lagi haru berterima kasih atau marah sama TRS atas apa yang terjadi .....ha ha ha ha ha.....

Apa moral ceritera di atas?

1. Jangan takut menghadapi dan melakukan perubahan;
2. Hidup akan terus bergulir. Suka atau tidak suka. So, keep on rocking en rolling your life beibehhhhh....

Mau dengar racikan campur aduknya The Roling Stones + Bibir nDowernya Mick Jagger? Click judul lagu di bawah ini.


Senin, 02 Februari 2009

di suara anak ini keajaiban Tuhan memang nyata

Dear sahabat blogger,

Pernah mendengar seorang anak berumur 6 tahun bernyanyi? ....kira-kira begini......buyuuuung kaka tuaaaaa...... inggap didendela...... nenek cudaaaaaa tuaaaaa .... gigi ..... duaaaaaaa ..... leeeeeekkkk ddchhuuummmm.....lekkkk dchuuummmm.......ha ha ha ha ... kebayang betapa lucu dan menggemaskannya kan???? ..... Ah, namanya juga anak-anak ......maklumlah, bukan keindahan suara yang kita cari dari mereka tetapi ...kelucuan dan hhhhmmmmhhhhh ........ menggemaskanya itu lho....

Akan tetapi, hari ini mari bersama kita saksikan bocah berusia 6 tahun berikut ini yang merupakan peserta acara Britains got Talent.........semacam ..... idola ciliknya stasiun TV swasta kita ...coobbaaaaaa anda dengarkan baik-baik suara anak ini ..... lalu katakan pada saya ....apakah hal ini bukannya keajaiban??????......wooowwww....Maha Akbar Tuhan.....Mujizatnya memang nyata.......Ah, seandainya saja saya punya sebangsa si gadis kecil manis dan menggemaskan seperti .....Connie Talbot...begitulah namanya........

Silakan di click judul lagu di bawah ini dan ....simaklah.....

Minggu, 01 Februari 2009

broery marantika pesolima pisolipat atau apapun juga....ale seng ada lawang

Dear sahabat Blogger,

Tahun 1974, saya baru berumur 11 tahun. Masih imut-imut .... ini dia muka tampan xi xi xi xi...... Masih duduk di bangku SD. Kelas 6. Abang saya, si Budhi tinggal di Atambua. Adik saya, Wilmana juga begitu. Di Atambua. Adik saya yang lain masih kecil-kecil. rewel, dan cerewet. Nuuuhhhh alliiiii......Rumah penuh sekali. Persis sarang kelinci hi hi hi....... Ketika itu, di suatu sore, Ayahanda almarhum baru saja membeli sebuah kaset. Kaset itu adalah sebuah kaset berisikan lagu-lagu Natal.

Dan sambil membaca koran (HU Sinar Harapan), SGT memutar lagu dari kaset baru tersebut. Beliau membaca sambil mendengarkan musik. Tak begitu ingat apakah juga minum teh sore. Tapi seingat saya, Ibunda juga sedang duduk di dekat ayahanda. Ikut mendengarkan musik indah tersebut. Saya sendiri, sedang bermain-main di dekat beliau berdua. Dan sampailah pada sebuah lagu, saya ingat betul judul lagu itu: Wishpering Hope. Tak lama kemudian Ibunda dan ayahanda bercakap-cakap dan saya mendengarnya....

Ibunda: ...wah .... si Broery, kalau menyanyi persis seperti orang Barat....
Ayahnda: .....Iya.....memang.... orang Ambon kalau menyanyi enak sekali....

Saya kemudian berhenti bermain-main lalu berjalan mendekati Ibunda sambil meminta kulit kaset itu untuk, jikalau boleh, ikut melihat-lihat. Dan, ah...senangnya, Beliau tidak berkeberatan. Hmhhhh... di kulit kaset itu tercantum nama : Broery Marantika. Saya kemudian ikutan asik mendengarkan Broery menyandungkan lagu itu....waaaahhhh....memang suara yang merdu. Teramat merdu. Dan semenjak itu, saya menjadi penggemar berat penyanyi yang bernama asli Simon Dominggus Marantika itu. Bagi saya Broery adalah penyanyi pria dengan suara yang paling merdu yang pernah hidup di Indonesia. Meskipun sekarang Broery sudah bernyanyi bersama Yesus di Sorga, dan mungkin Ayahanda dan Ibunda ikut mendengarkan Broery bernyanyi, tetaplah wahai Bung Broery .........ale seng ada lawaaaang......

Salah satu lagu terbaik yang pernah dinyanyian Broery adalah lagu Potong Padi. Broery Marantika "WAKTU POTONG PADI (www.youtbe.com) "Saya ingin sahabat sekalian mendengarkannya dan harap katakan pada saya....apakah saya salah????

Tabe Tuan Tabe Puan

don't worry be happy by bobby mcferrin

Dear sahabat blogger,

Lagu bergenre jazz ini terdengar "ajaib" karena dinyanyikan total accapela alias nggak ada musik. Mulut doang. Pertama kali mendengarnya .....woooooouuuwwww.......amazing. Kalau tidak salah lagu ini lalu menang grammy award. Dan saya sangat suka lagu ini. Dan inilah kisah hidup saya terkait lagu ini.

Lagu ini ngetop abis tahun 1980-an akhir. Ketika itu saya hanyalah seorang dosen muda yang baru mulai bekerja Fakultas Peternakan Undana, Kupang. Meski demikian, saya sudah berkeluarga. 1 isteri dan 3 orang anak yang masih kecil-kecil, Imut-Imut beibeeeehhh....Dolly isteri saya. Norman si sulung. Calvin si nomor 2 dan Joan, perempuan, si nomor 3.

Jadi keluarga saya total berjumlah 4 orang. Kebayang betapa repotnya. Isteri saya ketika itu belum bekerja. Dan gaji saya perama kali diterima adalah Rp. 64.8000,- Entah bisa buat apa gaji segitu. Tapi ajaibnya kami bisa hidup sampai habis bulan.

Ketika membawa pulang uang gaji saya yang imut-mut itulah saya bersenandung....don't worry be happy...ha ha ha ha ha ha.....begitulah sobat.....

Click judul lagu di bawah ini anda dapat menikmati lagu itu dan .........don't woory lah yauuuuwwww......

Tabe Tuan Tabe Puan

click tepat di judul lagu supaya bisa mendengarkan lagu ini (always thanx to youtube)

Here is a little song I wrote
You might want to sing it note for note
Don't worry be happy
In every life we have some trouble
When you worry you make it double
Don't worry, be happy......

Ain't got no place to lay your head
Somebody came and took your bed
Don't worry, be happy
The land lord say your rent is late
He may have to litigate
Don't worry, be happy
Lood at me I am happy
Don't worry, be happy

Here I give you my phone number
When you worry call me
I make you happy
Don't worry, be happy
Ain't got no cash, ain't got no style
Ain't got not girl to make you smile
But don't worry be happy
Cause when you worry
Your face will frown
And that will bring everybody down
So don't worry, be happy (now).....

There is this little song I wrote
I hope you learn it note for note
Like good little children
Don't worry, be happy
Listen to what I say

In your life expect some trouble
But when you worry
You make it double
Don't worry, be happy......
Don't worry don't do it, be happy

Put a smile on your face
Don't bring everybody down like this
Don't worry, it will soon past
Whatever it is

Don't worry, be happy

mengapa musik

Dear sahabat blogger,
Saya selalu merasa ingin menampilkan sebuah blog khusus yang berisikan musik atau lagu-lagu atau penyanyi kesukaan saya. Beberapa lagu bahkan menjadi bagian dari ceritera hidup saya. Semoga mendatangkan kemanfaatan anda semua, sahabat saya tercinta.

Tabe Tuan Tabe Puan